Ligaindonesia–Arema FC tengah bersiap menatap masa depan dengan langkah serius. Di tengah dinamika kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 yang makin ketat, manajemen klub Singo Edan mengumumkan rencana besar: mengikat para pemain muda dan potensial dengan kontrak jangka panjang. Langkah ini dinilai sebagai strategi berani sekaligus progresif untuk membangun tim yang kuat dan stabil secara jangka panjang.
Langkah ini tidak hanya soal mempertahankan bakat, tetapi juga tentang membangun identitas klub yang berkelanjutan. Dalam beberapa musim terakhir, Arema FC dikenal sebagai klub yang sering mengalami perombakan skuad. Kini, manajemen mencoba membalikkan arah.
Fokus ke Masa Depan
Direktur klub Ali Rifki menegaskan bahwa pihaknya ingin membangun fondasi jangka panjang yang kokoh dengan cara mempertahankan talenta terbaik. Menurutnya, pembinaan jangka pendek sudah tidak cukup untuk menyaingi kekuatan finansial klub-klub besar lainnya.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada transfer jangka pendek. Sekarang saatnya membangun tim dari fondasi kuat. Pemain-pemain muda ini adalah investasi jangka panjang klub,” ujar Ali Rifki dalam konferensi pers awal bulan April 2025.
Siapa Saja Pemain Potensial yang Akan Diikat?
Beberapa nama telah masuk radar perpanjangan kontrak jangka panjang. Fokus utama tertuju pada pemain-pemain lokal usia 20–24 tahun yang sudah menunjukkan performa menjanjikan sejak awal musim.
Berikut daftar nama yang disebut-sebut menjadi prioritas:
-
Arkhan Fikri (22 tahun) – Gelandang
Pemain muda yang semakin matang dan menjadi motor di lini tengah. Arkhan dikenal punya visi bermain bagus dan stamina luar biasa. -
Ginanjar Wahyu (21 tahun) – Penyerang
Sempat dipinjam dari klub lain, performanya justru bersinar di Arema. Produktif mencetak gol meski menit bermainnya terbatas. -
Andres Gama (23 tahun) – Bek Kanan
Bek muda yang mulai konsisten dan kuat dalam duel satu lawan satu. Punya kecepatan dan tackling bersih. -
Iqbal Gwijangge (20 tahun) – Bek Tengah
Baru dipromosikan dari akademi, namun sudah mencuri perhatian pelatih dengan performanya yang dewasa.
Langkah Arema untuk mengikat mereka lebih awal dianggap strategis, mengingat pemain-pemain ini sudah mulai menarik perhatian klub lain, termasuk dari luar negeri.
Strategi Kontrak: Belajar dari Klub-Klub Besar Dunia
Manajemen Arema FC kini mencoba menerapkan pola manajemen modern yang banyak diterapkan klub-klub besar di Eropa. Klub seperti Borussia Dortmund, Ajax Amsterdam, dan FC Porto dikenal sukses membina dan mempertahankan pemain muda dalam sistem yang jelas.
“Kami ingin menjadi klub yang punya ‘identitas permainan’ yang dibangun dari pemain muda yang berkembang bersama. Tidak hanya sekadar belanja pemain mahal tiap musim,” kata Manajer Tim Arema, Sudarmaji.
Langkah ini tak hanya mempertahankan pemain, tapi juga menciptakan nilai jual. Dengan kontrak jangka panjang, Arema FC bisa mengamankan asetnya sekaligus memiliki posisi tawar tinggi jika ada tawaran transfer di masa depan.
Kontrak 3–5 Tahun dan Bonus Berkala
Menurut kabar yang beredar, manajemen menawarkan kontrak berdurasi tiga hingga lima tahun untuk pemain-pemain potensial tersebut. Kontrak ini dilengkapi skema bonus performa berkala, termasuk:
-
Bonus jika tim mencapai posisi 3 besar
-
Bonus pribadi berdasarkan jumlah pertandingan dan kontribusi gol/assist
-
Kenaikan gaji per musim jika target individu tercapai
Langkah ini mendapat respons positif dari para pemain muda. Banyak dari mereka mengaku merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk memberi yang terbaik bagi klub.
Belajar dari Kesalahan Masa Lalu
Strategi ini juga lahir dari evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Arema FC dalam beberapa musim terakhir. Banyak pemain muda potensial yang akhirnya lepas secara cuma-cuma karena tidak segera diikat kontrak panjang.
Contohnya adalah Bagas Adi Nugroho dan Hanif Sjahbandi, dua nama yang sempat menjadi andalan muda Arema, namun akhirnya pindah karena negosiasi kontrak yang terlambat atau tidak menguntungkan secara jangka panjang.
“Kami tak ingin kehilangan talenta lagi hanya karena urusan administratif atau kurangnya kepercayaan. Sekarang semuanya sedang dibenahi,” kata Ali Rifki.
Peran Akademi dan Pembinaan Usia Dini
Langkah mengikat pemain potensial juga selaras dengan pengembangan akademi Arema FC. Dalam dua tahun terakhir, akademi klub mulai menggeliat dengan melahirkan beberapa nama yang kini masuk ke skuad utama.
Salah satu hasil nyata adalah program Elite Pro Academy (EPA) yang telah menghasilkan talenta seperti Iqbal Gwijangge dan Kevin Kusuma. Dengan pembinaan yang lebih sistematis, Arema kini mulai menuai hasil dari investasi di level usia dini.
Manajemen bahkan berencana membangun pusat pelatihan khusus untuk akademi di daerah Kepanjen, Malang. Rencananya, fasilitas ini akan dilengkapi lapangan latihan, asrama, pusat kebugaran, dan ruang edukasi taktik.
Respon Suporter: Dukungan Penuh Aremania
Langkah manajemen ini mendapat sambutan hangat dari suporter setia Arema, Aremania. Banyak yang menyebut bahwa inilah langkah yang sudah lama dinanti. Kebijakan pembinaan jangka panjang dianggap sebagai jawaban atas kerinduan akan tim yang solid, bukan hanya sekadar “instan juara”.
“Kami rindu melihat pemain muda Arema berkembang jadi legenda klub. Seperti era Kuncoro, Erol Iba, atau Purwanto di masa lalu,” tulis akun fans @Arema_Boys di media sosial X.
Aremania juga berharap agar manajemen benar-benar menjaga komunikasi dengan para pemain, sehingga tidak ada kesan “hanya janji” seperti yang terjadi di masa lalu.
Tantangan dan Risiko
Meski terlihat ideal, kebijakan kontrak jangka panjang juga bukan tanpa risiko. Salah satunya adalah penurunan performa. Pemain yang sudah terikat kontrak panjang bisa saja tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Selain itu, jika pelatih berganti, filosofi permainan yang berubah bisa membuat beberapa pemain tidak lagi cocok dengan sistem baru. Oleh karena itu, manajemen juga harus punya fleksibilitas dalam mengatur klausul pemutusan kontrak, atau peminjaman pemain ke klub lain.
Namun, manajemen Arema FC menyatakan siap menghadapi risiko ini dengan evaluasi berkala dan transparansi komunikasi antara pemain, pelatih, dan direksi klub.
Masa Depan Arema: Tim Muda, Tim Berani
Langkah mengikat pemain potensial ini bisa jadi awal dari perubahan besar dalam wajah Arema FC ke depan. Klub Singo Edan ingin dikenal bukan hanya sebagai tim dengan sejarah besar, tetapi juga sebagai klub yang membentuk bintang masa depan Indonesia.
Jika strategi ini berhasil, bukan tak mungkin Arema FC bisa meniru pola sukses klub seperti Persib Bandung atau PSM Makassar, yang kini mulai stabil secara struktur skuad dan keuangan.
Apalagi, Liga 1 kini semakin kompetitif dengan banyak klub mulai menaruh perhatian pada pembinaan jangka panjang. Persaingan tak lagi hanya soal siapa paling banyak belanja pemain, tetapi siapa yang paling cerdas dalam membangun tim.
Penutup
Manajemen Arema FC tampaknya sudah mulai menyusun fondasi tim masa depan dengan lebih serius. Mengikat pemain potensial lewat kontrak jangka panjang adalah bukti nyata dari komitmen membangun klub bukan hanya untuk satu musim, tapi untuk tahun-tahun mendatang.
Kini, tinggal bagaimana eksekusi di lapangan. Apakah pemain muda itu mampu menunjukkan konsistensi? Apakah pelatih mampu membina mereka menjadi tulang punggung tim? Dan yang paling penting: apakah Arema bisa tetap bersaing di papan atas sambil membangun masa depan?
Satu hal yang pasti: masa depan Arema FC kini sedang dipahat mulai dari sekarang. Dan Aremania akan selalu ada di belakang mereka, dalam suka dan duka.