banner

PSIS Semarang Terus Terpuruk: Gilbert Agius Soroti Mental dan Konsentrasi Pemain

Written by

ligaindonesia.netPSIS Semarang kembali merasakan kekalahan pahit dalam Liga 1 2024/2025, yang kali ini semakin memperburuk posisi mereka di klasemen. Setelah menjalani laga pekan ke-29 melawan Semen Padang FC di Stadion Haji Agus Salim, Kamis (17/4), tim kebanggaan Semarang itu gagal meraih kemenangan dan harus menerima kenyataan pahit setelah kalah dengan skor dramatis 2-3.

Kekalahan ini semakin menambah penderitaan PSIS Semarang, yang sebelumnya sudah berada di zona degradasi. Meskipun sempat unggul lebih dulu melalui gol kapten tim, Septian David Maulana, yang mencetak gol di menit ke-62, PSIS justru kehilangan kendali atas pertandingan dan terpaksa mengakui keunggulan Semen Padang.


Dari Keunggulan Menjadi Kekalahan

Di awal pertandingan, PSIS tampak memiliki peluang untuk meraih tiga poin yang sangat dibutuhkan. Septian David Maulana membuka keunggulan untuk Mahesa Jenar, namun semangat itu tak bertahan lama. Semen Padang mampu membalikkan keadaan dengan mencetak tiga gol, dua di antaranya berasal dari situasi bola mati, yaitu lemparan ke dalam dan sepak pojok.

Gilbert Agius, pelatih PSIS, merasa kecewa dengan mental dan konsentrasi pemainnya yang dinilai hilang di momen-momen krusial. Kekalahan ini bukan disebabkan oleh kualitas tim, melainkan oleh kurangnya fokus dan disiplin dalam menghadapi tekanan dari lawan.

“Ini bukan soal kualitas, ini soal fokus. Kami kemasukan dua gol dari lemparan ke dalam dan satu dari sepak pojok. Semua itu terjadi karena konsentrasi yang hilang di detik-detik krusial,” ujar Gilbert Agius dengan nada kecewa.

PSIS

Gol Balasan yang Tak Bertahan Lama

Menjelang akhir pertandingan, Sudi Abdallah memberikan sedikit harapan bagi PSIS dengan gol balasan di menit ke-90+4, yang membuat skor menjadi 2-2. Namun, kebahagiaan itu hanya berlangsung singkat. Dalam waktu dua menit, Tin Martic mencetak gol ketiga untuk Semen Padang, yang memastikan PSIS kembali kalah di laga penting tersebut.

Gilbert Agius mengakui bahwa meskipun timnya berusaha bangkit, ketidaksiapan dalam menghadapi tekanan dan kehilangan fokus di detik-detik krusial menjadi faktor utama yang menghancurkan peluang mereka untuk meraih hasil positif.


Rekor Buruk yang Memburuk Posisi PSIS

Dengan kekalahan ini, PSIS kini berada di peringkat ke-16 dengan 25 poin, yang sama dengan Semen Padang yang berada di peringkat ke-17. Hanya selisih gol yang membedakan keduanya. Ini menjadi hasil yang sangat memprihatinkan bagi tim yang sudah berada di zona degradasi. Kekalahan ini juga menambah daftar panjang hasil buruk PSIS, yang telah mengalami kekalahan kedelapan dari sembilan laga terakhir mereka.

PSIS terus terperosok di zona degradasi, dan hanya lima laga tersisa yang akan menentukan nasib mereka di akhir musim. Setiap pertandingan yang tersisa menjadi sangat penting, namun sejauh ini, kemenangan menjadi barang langka di ruang ganti Mahesa Jenar. Meskipun demikian, Gilbert Agius masih berusaha untuk memberikan semangat juang kepada anak-anak asuhnya.


Harapan Gilbert Agius: Fokus dan Optimisme untuk Bertahan

Meski PSIS Semarang berada di posisi yang sangat sulit, Gilbert Agius menegaskan bahwa optimisme dan semangat juang adalah kunci untuk bisa bertahan di Liga 1. Ia menekankan bahwa timnya harus bertarung habis-habisan untuk menghindari degradasi dan terus berjuang sampai pertandingan terakhir musim ini.

“Kalau kita mau bertahan di Liga 1, kita harus bertarung sampai titik darah penghabisan. Harus optimistis,” tegas Gilbert Agius.

Namun, meskipun semangat tetap harus ada, PSIS membutuhkan lebih dari sekadar semangat. Mereka membutuhkan kemenangan. Lima laga terakhir adalah kesempatan terakhir bagi PSIS untuk menunjukkan bahwa mereka masih layak bertahan di Liga 1, namun tantangan yang ada sangat besar.


Peluang PSIS untuk Bertahan di Liga 1

Sementara itu, posisi PSIS yang terancam degradasi semakin memprihatinkan, namun ada peluang yang masih terbuka. Meski hasil buruk terus menghantui, Gilbert Agius berharap para pemainnya dapat kembali fokus dan meraih hasil positif dalam lima laga terakhir. Dengan karakter yang kuat, tim ini bisa bangkit dan menghindari degradasi, asalkan mereka mampu mempertahankan konsentrasi, mengurangi kesalahan di momen krusial, dan tetap bermain dengan penuh semangat.

PSIS Semarang perlu mengubah nasib mereka di lima pertandingan terakhir. Hanya kemenangan yang bisa membawa mereka keluar dari zona degradasi dan menjaga tempat mereka di Liga 1 musim depan. Bonek dan Bonita tentu berharap tim kesayangan mereka bisa menunjukkan performa terbaik dan tidak terdegradasi.

PSIS Semarang


Kesimpulan: PSIS Harus Bangkit atau Terdegradasi

PSIS Semarang kini berada di ambang kehancuran. Kekalahan demi kekalahan, terutama dari tim-tim yang juga terancam degradasi, menunjukkan betapa rapuhnya mental tim ini. Gilbert Agius dan para pemain harus segera menemukan cara untuk memperbaiki permainan dan fokus pada setiap pertandingan yang tersisa. Lima laga terakhir adalah kesempatan terakhir bagi Mahesa Jenar untuk bertahan di Liga 1 musim depan. Semoga, tim ini bisa bangkit dan menghindari degradasi yang sudah mengintai di depan mata.

Article Categories:
LIGA 1 · LIGA INDONESIA

Comments are closed.

Shares