ligaindonesia-Pertandingan sarat gengsi antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2024/2025 kembali menyita perhatian pecinta sepak bola nasional. Rivalitas klasik dua tim asal Jawa Timur ini tak pernah gagal menciptakan atmosfer panas, baik di dalam maupun di luar stadion. Namun, laga terbaru antara Singo Edan dan Bajol Ijo membawa cerita yang berbeda—bukan soal siapa mencetak gol atau taktik pelatih, melainkan tentang Nobar Geden, bentuk respons suporter Bonek terhadap kebijakan larangan away dari PSSI.
Larangan kehadiran suporter tamu dalam pertandingan penuh tensi seperti derbi Jatim memang bukan barang baru. Sejak beberapa musim terakhir, kebijakan ini kerap diterapkan dengan dalih keamanan. Tapi bagi suporter setia Persebaya, keputusan itu bukan hanya membatasi ruang gerak, tapi juga mematikan esensi dari mendukung tim kesayangan.
Namun Bonek tak kehabisan akal. Jika mereka tak bisa hadir di stadion, maka stadionlah yang mereka ciptakan sendiri di kampung halaman. Lewat Nobar Geden, mereka membuktikan bahwa suara suporter tak bisa dibungkam hanya dengan larangan administratif.
Larangan Away PSSI, Sebuah Kebijakan yang Kembali Dipertanyakan
Larangan suporter Persebaya untuk hadir langsung di stadion saat menghadapi Arema FC kembali mengundang kontroversi. Kebijakan larangan away PSSI seolah menjadi solusi jangka pendek yang terus-menerus dipakai dalam situasi rivalitas suporter tinggi.
Padahal, berbagai komunitas suporter, termasuk Bonek, telah berulang kali menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung dengan damai. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, telah dilakukan deklarasi damai lintas kelompok suporter di Jawa Timur.
Namun, larangan tetap diberlakukan. Tak ada Bonek di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali—tempat digelarnya laga Arema FC vs Persebaya Surabaya musim ini. Alasan keamanan kembali jadi tameng, walau banyak pihak menyebut hal itu sebagai bentuk ketidakmampuan operator liga dan pihak keamanan dalam mengelola pertandingan besar.
Nobar Geden: Aksi Damai yang Mengguncang
Tak bisa hadir ke stadion, Bonek justru merespons dengan cara yang luar biasa: Nobar Geden Arema FC alias nonton bareng besar-besaran di berbagai titik di Surabaya dan sekitarnya. Mulai dari Taman Bungkul, Lapangan Kodam V Brawijaya, hingga balai RW di pelosok kampung, semua dipenuhi Bonek yang memakai jersey hijau kebanggaan.
Nobar Geden ini bukan hanya ajang nonton bareng biasa. Ini adalah bentuk perlawanan, bentuk solidaritas, dan pernyataan keras bahwa Bonek tetap hadir untuk mendukung Persebaya, kapanpun dan di manapun. Dengan layar besar, pengeras suara, flare, dan yel-yel, suasana seolah menyaingi stadion sesungguhnya.
Ratusan bahkan ribuan suporter Bonek berkumpul dalam suasana damai namun bersemangat. Bendera dikibarkan, lagu dukungan menggema, dan emosi tumpah saat Persebaya mencetak gol atau diserang habis-habisan oleh Arema FC.
Suporter Bonek: Kami Ada Walau Tak Di Tribun
Yang membuat Nobar Geden Arema FC vs Persebaya Surabaya ini menarik adalah narasi yang dibawa oleh Bonek. Mereka tidak hanya menonton, tapi menyuarakan ketidakadilan. Dengan tagar #BonekTetapAda dan #NobarGeden, media sosial dibanjiri dokumentasi momen kebersamaan mereka.
“Larangan away tidak memadamkan semangat kami. Kami tetap nyanyi, tetap dukung, tetap hadir. Bedanya, bukan di tribun stadion, tapi di jalanan kampung kami sendiri,” tulis salah satu Bonek dalam unggahan Instagram.
Respons ini tidak hanya disorot oleh media nasional, tapi juga komunitas suporter dari klub lain. Banyak dari mereka menyatakan simpati dan dukungan atas perjuangan Bonek menghadapi kebijakan yang mereka anggap tidak adil.
Derbi Jatim, Rivalitas Panas yang Seharusnya Bisa Dikelola
Pertandingan Arema FC memang dikenal dengan rivalitas panas antar suporter, yakni Aremania dan Bonek. Tapi harus diakui, rivalitas itu juga yang membuat laga ini begitu spesial dan ditunggu-tunggu.
Sayangnya, PSSI dan operator liga terkesan mengambil jalan pintas dengan larangan away fans. Padahal, jika dikelola dengan baik, pertandingan ini bisa menjadi ajang edukasi suporter, bahkan contoh bagaimana dua kelompok bisa saling menghormati dalam perbedaan.
Beberapa pihak bahkan menyebut bahwa seharusnya momentum seperti derbi Jatim justru digunakan untuk membangun atmosfer sepak bola yang sehat, bukan malah ditakuti.
Media Sosial Meledak, Tagar Bonek Trending
Momentum Nobar Geden sukses membuat perbincangan tentang larangan away PSSI kembali naik ke permukaan. Dalam waktu singkat, media sosial dipenuhi cuplikan video nobar yang penuh semangat, kreatif, dan damai.
Tagar seperti #NobarGeden, #BonekTetapAda, #LawanLaranganAway, hingga #SuporterJugaPunyaHak meramaikan lini masa. Bahkan beberapa media online nasional menurunkan headline utama soal Nobar Geden dan aksi simpatik Bonek.
“Kalau Bonek bisa tertib dan kreatif di kampung sendiri, kenapa harus terus dicegah saat mendukung langsung ke stadion?” jadi pertanyaan yang kerap muncul di kolom komentar netizen.
Dukungan dari Komunitas Suporter Lain
Tak sedikit komunitas suporter Arema FC yang memberikan dukungan moral kepada Bonek. Mereka menyadari bahwa hari ini mungkin Persebaya yang dilarang away, tapi suatu saat klub mereka bisa mengalami hal serupa.
“Sepak bola itu milik semua. Kalau PSSI terus menerapkan larangan tanpa solusi, yang rugi bukan cuma suporter, tapi atmosfer liga secara keseluruhan,” tulis seorang Viking Persib dalam sebuah thread panjang di X (Twitter).
Solidaritas ini menunjukkan bahwa isu away fans bukan hanya soal Persebaya dan Arema FC, tapi soal bagaimana sepak bola Indonesia harus maju dengan melibatkan semua elemen.
Arema FC, Suporter, dan Suara Damai
Di tengah panasnya tensi pertandingan, ada pula suara-suara adem dari Aremania. Beberapa kelompok menyuarakan bahwa mereka sebenarnya juga ingin melihat rivalitas yang sehat.
“Bonek punya hak yang sama. Kalau kita ingin sepak bola besar, semua suporter harus punya akses yang adil,” kata seorang Aremania di komunitas diskusi online.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meski rival di lapangan, suporter sejati tahu bahwa yang terpenting adalah bagaimana menjaga nyala semangat sepak bola, bukan saling menjatuhkan.
Momentum Perubahan di Tengah Keterbatasan
Nobar Geden yang digelar Bonek jelas jadi momentum penting. Ini bukan hanya aksi menonton bersama, tapi pernyataan sikap yang cerdas. Mereka tidak turun ke jalan, tidak rusuh, tidak mengganggu jalannya pertandingan, tapi menyampaikan aspirasi lewat cara kreatif dan damai.
Semoga pihak PSSI, PT LIB, dan aparat keamanan membuka mata. Suporter Indonesia, khususnya Bonek, bukan ancaman. Mereka adalah bagian dari solusi, jika diberi ruang dan kepercayaan.
Harapan untuk Derbi Jatim yang Sebenarnya
Semua orang rindu derbi Jatim yang “sebenarnya”—dengan dua kubu suporter hadir di stadion, bernyanyi, bersorak, dan menciptakan atmosfer magis yang tak bisa ditemui di pertandingan lain. Tanpa itu, rivalitas ini akan terasa hampa.
Nobar Geden menunjukkan bahwa Bonek siap. Tinggal bagaimana pihak-pihak terkait mau membuka telinga dan memperbaiki sistem.
Penutup: Suara Bonek Menggema, dari Surabaya untuk Indonesia
Nobar Geden Arema FC vs Persebaya Surabaya bukan sekadar aksi nobar. Ini adalah bentuk cinta, bentuk perjuangan, dan bentuk perlawanan yang elegan dari Bonek terhadap kebijakan larangan away PSSI.
Mereka membuktikan bahwa mendukung tim bukan hanya soal hadir fisik, tapi tentang komitmen dan semangat yang tak bisa dibendung.