Ligaindonesia.net – Persis Solo kembali menuai hasil mengecewakan. Bermain di kandang sendiri, Stadion Manahan, Solo, pada Sabtu malam (12/4/2025), tim berjuluk Laskar Sambernyawa tumbang 1-3 dari Malut United dalam laga pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/2025. Kekalahan ini langsung memicu reaksi keras dari pemain senior, Eky Taufik, yang mendesak rekan-rekannya untuk bangkit dan menumbuhkan rasa malu demi menjaga harga diri tim.
Eky, yang dikenal sebagai sosok vokal di ruang ganti, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Seusai pertandingan, ia berdiri di hadapan wartawan dan menyampaikan perasaannya secara terbuka. Ia tidak hanya mengkritik hasil laga, tetapi juga menyoroti mentalitas skuad Persis solo yang dinilainya kurang menunjukkan semangat juang, apalagi saat bermain di hadapan suporter sendiri.
Eky Taufik: Harus Ada Rasa Malu!
Dengan nada tegas, Eky meminta para pemain Persis solo untuk mawas diri dan menjadikan kekalahan ini sebagai titik balik. Ia menyebut bahwa kekalahan dengan skor mencolok di kandang sendiri seharusnya menjadi tamparan keras bagi seluruh pemain.
“Hasil yang kami raih sangat tidak bisa diterima. Ini pertandingan yang sangat penting, dan kami malah tampil buruk. Kami harus punya rasa malu,” kata Eky dengan ekspresi serius. “Kami bermain di rumah sendiri, di depan pendukung yang selalu setia datang ke stadion, tapi kami justru menunjukkan permainan seperti itu. Itu memalukan.”
Pemain asal Sragen, Jawa Tengah ini, mengaku sangat terpukul karena tim gagal memanfaatkan momentum penting di pekan ke-28 ini. Menurutnya, situasi klasemen yang krusial seharusnya menyuntikkan semangat ekstra kepada para pemain untuk meraih kemenangan.
Laga Krusial yang Gagal Dimenangkan
Eky mengakui bahwa duel melawan Malut United menjadi salah satu momen krusial musim ini. Sebelum laga dimulai, Persis solo sudah mengetahui betul bahwa posisi mereka di papan klasemen masih rentan. Meski sementara waktu menjauh dari zona degradasi, posisi Laskar Sambernyawa belum benar-benar aman karena ketatnya persaingan di papan bawah.
“Seharusnya kami bertarung habis-habisan. Ini bukan soal taktik atau strategi semata. Ini soal mental, soal bagaimana pemain menyadari tanggung jawab mereka. Kami sedang berada di fase genting dan membutuhkan poin, tapi kami bermain seolah-olah tak punya beban,” ujar Eky dengan nada kecewa.
Menurutnya, para pemain tidak cukup menunjukkan rasa lapar untuk meraih kemenangan. Ia menilai bahwa tanpa motivasi yang kuat, sangat sulit bagi tim untuk bertahan di Liga 1.
Mengingatkan soal Harga Diri
Bek berusia 34 tahun ini tak hanya bicara soal hasil. Ia juga menekankan pentingnya rasa memiliki dan harga diri dalam membela lambang Persis Solo. Eky mengingatkan rekan-rekannya bahwa membela klub kebanggaan Kota Bengawan adalah kehormatan yang harus dijaga.
“Kalau tidak punya rasa malu, tidak ada kemajuan. Kami harus ingat bahwa kami membawa nama klub, nama kota, dan harapan ribuan suporter. Kekalahan ini seharusnya membuat kami semua malu dan segera bangkit,” tegas Eky.
Ia menyampaikan bahwa tim harus bergerak cepat untuk berbenah. Masih ada enam pertandingan tersisa yang akan menentukan nasib Persis solo di akhir musim. Jika tidak segera memperbaiki performa dan mental bertanding, Eky khawatir tim akan terperosok ke jurang degradasi.
Persis Masih Bertahan di Posisi 15
Kekalahan dari Malut United memang menyakitkan, tetapi Persis Solo masih beruntung karena para pesaing mereka di papan bawah juga gagal meraih hasil positif. Hingga pekan ke-28, Persis masih bertahan di peringkat ke-15 dengan 25 poin dari 28 pertandingan.
Di bawah Persis solo, PSIS Semarang berada di posisi ke-16 dengan jumlah poin yang sama, namun kalah selisih gol. Sementara dua tim terbawah, Semen Padang dan PSS Sleman, masing-masing mengoleksi 22 poin.
Semen Padang harus mengakui keunggulan PSM Makassar dengan skor 0-2, sedangkan PSS Sleman takluk 1-2 saat bertandang ke markas PSBS Biak. Sementara itu, PSIS Semarang hanya bermain imbang tanpa gol saat menjamu Persik Kediri.
Dengan hasil ini, Persis solo masih memiliki peluang untuk bertahan di Liga 1, tetapi mereka tak boleh terus bergantung pada hasil buruk tim lain. Jika tidak segera meraih poin maksimal di laga-laga tersisa, ancaman degradasi bisa datang sewaktu-waktu.
Desakan untuk Berbenah
Eky tidak hanya memberikan kritik, ia juga mendorong tim pelatih dan manajemen untuk mengambil langkah cepat. Menurutnya, semua elemen tim harus bersatu dan melakukan evaluasi total.
“Kami harus jujur menilai apa yang salah. Baik itu dari sisi teknis, taktik, atau bahkan pendekatan motivasi. Kami harus mencari solusi bersama. Karena kalau tidak, kami akan terlambat menyelamatkan musim ini,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa suporter sudah menunjukkan kesabaran dan loyalitas luar biasa sepanjang musim. Maka, menjadi kewajiban bagi para pemain untuk membalasnya dengan performa terbaik di sisa musim.
Menatap Laga Selanjutnya
Persis Solo harus segera mengalihkan fokus ke pertandingan berikutnya. Mereka dijadwalkan akan menghadapi Persib Bandung, tim yang saat ini duduk di papan atas klasemen. Tantangan besar menanti, dan Eky berharap rekan-rekannya bisa menjadikan kekalahan dari Malut United sebagai pelajaran penting.
“Persib bukan lawan mudah, tapi tidak ada lagi ruang untuk menyerah. Kami harus membuktikan bahwa kami layak bertahan di liga ini. Tunjukkan karakter, tunjukkan bahwa kami memang pantas berada di sini,” pungkasnya.
Dengan enam pertandingan tersisa, nasib Persis Solo kini berada di tangan mereka sendiri. Perjalanan memang tidak mudah, namun dengan rasa malu yang berubah menjadi semangat dan tekad untuk bangkit, Laskar Sambernyawa masih punya waktu untuk menyelamatkan musim.