banner

Siasat Gilbert Agius Skuad PSIS Rontok Di BRI Liga 1, Fokus Maksimalkan Pemain Muda

Written by
Gilbert Agius

Ligaindonesia.net – Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, bertekad memaksimalkan seluruh potensi pemain yang masih tersedia untuk menghindarkan timnya dari jerat degradasi BRI Liga 1 musim 2024/2025. Meski Mahesa Jenar tengah menghadapi berbagai kendala, Agius tidak kehilangan fokus untuk membawa PSIS bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Situasi di tubuh PSIS memang tidak ideal. Dua pemain asing andalan, Evandro Brandao dan Roger Bonet, memilih hengkang di tengah musim. Keputusan mereka tentu mengganggu kestabilan tim, apalagi saat PSIS sedang berjuang di papan bawah klasemen.

Ditinggal Pemain Asing, Agius Pilih Fokus ke Skuad yang Tersisa

Gilbert Agius mengakui bahwa kepergian Brandao dan Bonet cukup merugikan. Ia menilai keduanya berperan besar dalam strategi permainan PSIS. Namun, ia memilih untuk tidak larut dalam penyesalan. Agius segera mengalihkan perhatiannya untuk membangun kekuatan dari para pemain yang masih bertahan.

“Mereka memang sangat penting bagi kami. Tapi karena mereka sudah pergi, kami tidak punya pilihan selain melanjutkan perjalanan dengan pemain-pemain yang masih setia bersama klub,” ujar pelatih asal Malta tersebut.

Agius juga menyampaikan rasa hormat terhadap keputusan dua pemain asing tersebut. Ia tidak ingin menyalahkan siapa pun dan justru mengapresiasi kontribusi mereka selama masih membela PSIS. “Kami menghargai keputusan mereka. Namun sekarang, saya hanya akan fokus pada pemain-pemain yang ada,” tambahnya.

Gilbert Andalkan Energi Pemain Muda

Untuk mengisi kekosongan di lini tim utama, Agius mulai mengandalkan tenaga segar dari akademi PSIS. Ia langsung memberi promosi kepada beberapa pemain muda PSIS U-20 yang menunjukkan performa menjanjikan.

Tiga nama yang berhasil naik ke tim utama ialah Aulia Rahman, Reiva Apriliansyah, dan Rahmat Syawal. Di antara mereka, Reiva dan Rahmat bahkan sudah mencicipi menit bermain secara reguler dalam enam laga terakhir.

Gilbert Agius melihat potensi besar dalam diri para pemain muda tersebut. Ia percaya bahwa masa depan PSIS terletak di tangan generasi muda yang mampu menunjukkan semangat dan dedikasi tinggi, bahkan saat tim berada dalam kondisi sulit.

“Kami tetap harus fokus dengan pemain-pemain yang bertahan bersama kami. Kami punya banyak pemain muda yang luar biasa. Saya percaya mereka akan memberi kontribusi penting,” ucapnya penuh keyakinan.

Agius Targetkan Bertahan di Liga 1

Gilbert Agius tidak menyembunyikan ambisinya. Ia ingin membawa PSIS bertahan di Liga 1. Menurutnya, misi utama tim saat ini bukan lagi mengejar papan atas, melainkan memastikan Mahesa Jenar tidak terlempar ke Liga 2 musim depan.

“Fokus kami sekarang adalah bertahan di kasta tertinggi. Untuk itu, kami akan mengerahkan semua upaya dengan skuad yang ada,” tegas pelatih yang kini berusia 50 tahun tersebut.

Dengan kondisi tim yang dilanda krisis pemain dan kepercayaan diri, Gilbert Agius menyadari betapa berat perjuangan mereka. Namun ia tetap percaya bahwa semangat juang yang tinggi bisa membuat perbedaan besar.

PSIS Terbenam di Peringkat Ke-16

Hingga pekan ke-29 BRI Liga 1 musim ini, PSIS Semarang masih belum mampu keluar dari ancaman degradasi. Mereka kini tertahan di peringkat ke-16 dengan koleksi 25 poin dari 29 pertandingan.

Poin tersebut belum cukup untuk mengangkat mereka dari zona merah. Situasi ini menempatkan Septian David Maulana dan kolega dalam tekanan besar. Mereka harus segera meraih hasil positif dalam laga-laga tersisa agar bisa memperbaiki posisi di klasemen.

Tren Buruk Semakin Menyesakkan

Kondisi makin buruk setelah PSIS kembali menelan kekalahan, kali ini dari Semen Padang. Dalam laga pekan ke-29, Mahesa Jenar harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor tipis 2-3. Kekalahan itu memperpanjang rekor buruk PSIS yang belum pernah menang dalam sembilan pertandingan terakhir.

Dari sembilan laga tersebut, PSIS hanya mampu meraih empat hasil imbang dan menelan lima kekalahan. Rentetan hasil negatif ini jelas berdampak pada mental pemain. Para pendukung juga mulai kehilangan kesabaran karena tim kesayangan mereka terus gagal memberikan kemenangan.

Gilbert Agius Minta Pemain Tetap Percaya Diri

Meski rekor buruk terus menghantui, Gilbert Agius tetap berusaha menjaga mental para pemainnya. Ia tidak ingin para pemain tenggelam dalam tekanan. Sebaliknya, ia meminta mereka tetap percaya diri dan bermain tanpa rasa takut.

“Kami sedang berada dalam masa sulit, tapi saya yakin para pemain masih punya semangat untuk bangkit. Saya percaya pada mereka. Kami akan berjuang bersama-sama,” tegas Agius.

Ia juga mengajak para pemain untuk melihat kesempatan dalam krisis. Menurutnya, momen seperti ini justru bisa menjadi ajang pembuktian bagi para pemain muda dan mereka yang selama ini belum mendapat banyak kesempatan bermain.

Peran Suporter Jadi Penentu

Dalam situasi genting seperti ini, Gilbert Agius menganggap dukungan suporter menjadi kunci kebangkitan PSIS. Ia meminta para penggemar setia Mahesa Jenar untuk tetap memberikan semangat dan berdiri di belakang tim.

“Saya tahu fans kami kecewa. Tapi percayalah, kami juga merasakan hal yang sama. Kami butuh dukungan kalian untuk melewati masa sulit ini,” serunya.

Gilbert Agius ingin membuktikan bahwa PSIS bukan tim yang mudah menyerah. Ia berharap para pemain bisa menjadikan tekanan sebagai motivasi untuk tampil lebih baik dan meraih kemenangan dalam laga-laga penentuan.

Tiga Laga Tersisa Jadi Penentu Nasib

Dengan hanya menyisakan lima laga di musim ini, PSIS tidak punya banyak waktu untuk membalikkan keadaan. Tiga dari lima pertandingan itu bahkan harus mereka mainkan melawan tim-tim papan atas.

Gilbert Agius menyusun strategi matang untuk memaksimalkan laga kandang dan mencari poin penting di laga tandang. Ia menyadari bahwa satu kemenangan saja bisa mengubah atmosfer tim secara drastis.

“Kami akan hadapi semua lawan dengan penuh semangat. Tidak ada yang mustahil. Kami akan berusaha sampai peluit terakhir musim ini,” katanya penuh tekad.

Kesimpulan: Jalan Terjal Tapi Masih Terbuka

Meski jalan PSIS Semarang menuju zona aman tampak terjal, Gilbert Agius dan anak asuhnya tidak mau menyerah. Mereka terus berjuang dengan segala sumber daya yang ada, termasuk mempercayakan nasib klub kepada pemain-pemain muda yang penuh semangat.

Dengan semangat yang belum padam dan tekad untuk terus bertarung, PSIS masih punya harapan untuk menyelamatkan diri dari degradasi. Dukungan penuh dari suporter, strategi jitu dari pelatih, serta mental baja dari para pemain akan menjadi kunci dalam misi bertahan di Liga 1 musim ini.

Article Categories:
LIGA 1

Comments are closed.

Shares