Timnas Indonesia
Ligaindonesia.net – Euforia kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain dalam matchday 8 Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) masih terasa hingga sekarang. Kemenangan ini memberikan harapan besar bagi sepak bola Indonesia, terutama dalam menjaga peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Dengan koleksi sembilan poin, Timnas Indonesia masih memiliki berbagai skema untuk memastikan tempat di ajang bergengsi tersebut.
Namun, di balik kegembiraan yang meluap, kemenangan ini juga meninggalkan sejumlah catatan penting yang perlu diperbaiki. Evaluasi ini tidak hanya ditujukan untuk persiapan jangka pendek menghadapi China dan Jepang pada Juni mendatang, tetapi juga untuk pembenahan jangka panjang dalam sistem sepak bola nasional.
Mantan striker Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro, menyoroti tantangan besar yang harus dihadapi PSSI. Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia terlalu bergantung pada pemain keturunan saat menghadapi tim-tim kuat seperti Australia dan Bahrain. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya kesenjangan kualitas antara pemain lokal dan pemain keturunan yang cukup mencolok.
Beberapa pemain lokal memang mampu bersaing, seperti Rizki Ridho dan Marselino Ferdinan, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas. Widodo melihat bahwa sistem pembinaan yang diterapkan PSSI masih belum optimal. Ia berharap ada perubahan dalam kompetisi domestik agar pemain lokal bisa lebih kompetitif.
“Saya melihat dari segi pembinaan yang dilakukan PSSI itu kurang. Saya ingin ada perubahan juga di kompetisi, agar pemain lokal juga bisa bersaing dengan pemain keturunan. Namun, dengan apa yang terjadi, cukup wajar sulit bersaing karena dari berbagai aspek juga kalah,” ungkapnya.
Menurutnya, salah satu aspek yang memengaruhi kualitas pemain adalah gizi dan fasilitas penunjang yang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan sepak bola Eropa. Widodo menekankan bahwa jika ingin meningkatkan kualitas pemain lokal, maka harus ada langkah konkret untuk mengatasi perbedaan tersebut.
Widodo menawarkan solusi ideal bagi pengembangan pemain lokal, yaitu dengan mengirimkan mereka ke klub luar negeri. Namun, ia menekankan bahwa pengiriman pemain tidak boleh dilakukan dalam jumlah besar sekaligus karena hal itu dinilai kurang efektif. Ia merujuk pada program SAD Uruguay yang berlangsung dari 2009 hingga 2013 sebagai contoh yang kurang berhasil.
“Jangan rombongan, maksimal dua pemain ke satu klub luar negeri. Mereka dititipkan di sana beberapa tahun,” jelasnya.
Widodo juga menambahkan bahwa PSSI harus memberikan dukungan finansial kepada pemain yang berkarier di luar negeri agar mereka tidak kembali ke Indonesia hanya karena gaji yang lebih tinggi di Liga 1.
“Mereka juga digaji oleh PSSI. Entah skema subsidi atau bagaimana. Kalau di luar negeri dapat gaji lebih rendah dari klub Liga 1, pasti mereka setahun dua tahun akan balik ke Indonesia kalau dapat tawaran yang lebih besar,” tambahnya.
Sejalan dengan pendapat Widodo, penyerang PSBS Biak, Alberto “Beto” Goncalves, juga memberikan pandangannya setelah kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain. Beto merasa sangat senang melihat Timnas Indonesia menang dalam pertandingan tersebut. Bahkan, ia menyaksikan langsung pertandingan bersama rekan-rekan setimnya di PSBS Biak, termasuk Elie Aiboy, yang kini menjabat sebagai asisten pelatih tim tersebut.
Namun, Beto menilai bahwa meskipun Timnas Indonesia saat ini sudah jauh lebih kuat dibandingkan beberapa tahun lalu, masih ada kesenjangan besar dengan tim-tim raksasa Asia seperti Jepang, Australia, Irak, Korea Selatan, dan Iran. Meskipun di tingkat Asia Tenggara, Indonesia sudah bisa dikatakan berada di level yang berbeda, masih ada banyak aspek yang perlu ditingkatkan agar bisa bersaing di level Asia.
Beto percaya bahwa kompetisi yang kuat akan menghasilkan pemain yang berkualitas. Oleh karena itu, Liga 1 harus diperkuat agar dapat menciptakan lingkungan yang kompetitif bagi para pemain lokal. Salah satu aspek yang ia tekankan adalah pentingnya memberikan kesempatan kepada pemain muda agar mereka bisa berkembang.
Menurut Beto, pemain muda Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik, tetapi mereka membutuhkan kesempatan bermain secara reguler agar bisa meningkatkan kepercayaan diri. Ia menyoroti performa Ricky Kambuaya dalam pertandingan melawan Bahrain sebagai contoh pemain yang tampil baik setelah mendapatkan kesempatan bermain sebagai pemain pengganti.
“Saya rasa, pemain muda Indonesia harus bisa diberikan kesempatan. Mereka punya kualitas yang baik. Kemarin lihat Kambuaya bermain bagus setelah masuk sebagai pemain pengganti. Kalau diberikan kesempatan, mereka bisa percaya diri dan bisa saja bermain di luar negeri,” ungkap Beto.
Lebih lanjut, ia membandingkan situasi ini dengan Thailand, yang berhasil membangun tim nasional yang kuat meskipun mayoritas pemainnya bermain di Liga Thailand. Menurutnya, kunci keberhasilan Thailand adalah keberanian mereka menghadapi pemain asing di liga domestik.
“Tahun-tahun sebelumnya lihat Thailand. Mereka kuat sekali padahal pemain dari Liga Thailand semua. Itu karena mereka sudah terbiasa bermain melawan pemain asing. Mereka tidak takut. Kita tidak terbiasa, mati kita,” tutupnya.
Kesimpulan
Kemenangan atas Bahrain merupakan pencapaian besar bagi Timnas Indonesia, tetapi masih ada banyak aspek yang perlu diperbaiki jika ingin bersaing di level yang lebih tinggi. PSSI memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan kualitas pembinaan pemain lokal agar mereka bisa bersaing dengan pemain keturunan dan pemain asing.
Mengirim pemain muda ke luar negeri, memperkuat kompetisi domestik, serta memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain muda adalah langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pihak, Timnas Indonesia bisa terus berkembang dan memiliki peluang lebih besar untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Ligaindonesia.net - Bali United Akhiri Paceklik Kemenangan,Setelah tujuh pekan tanpa kemenangan, Anak asuh tecco akhirnya…
Ligaindonesia.net - Dewa United harus mengakui keunggulan tamunya, Malut United, dalam laga pekan ke-30 BRI…
ligaindonesia-Kalau ada satu pertandingan yang bisa bikin jantung berdegup kencang, bikin stadion bergemuruh, dan bikin…
Ligaindonesia.net - Ratusan Bonek Sambangi Latihan Persebaya: Bukti Cinta Tak Pernah Padam,Sabtu sore (26/4/2025) menjadi…
Ligaindonesia.net - Pelatih Pelatih Persik Kediri, Divaldo Alves, menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan tim untuk menghadapi…
ligaindonesia-suasana panas di pentas BRI Liga 1 bakal kembali membara! Laga klasik penuh gengsi yang…