banner

5 Fakta Epic Barito Putera: Kisah Janji Legenda Kalimantan

Written by
Barito Putera: Dari Janji Suci Jadi Legenda Sepak Bola Kalimantan

Janji yang Bukan Sekadar Kata

ligaindonesia – Di balik berdirinya klub Barito Putera, tersimpan cerita yang nggak biasa. Klub ini nggak muncul dari konglomerat bola atau strategi bisnis gede. Justru, awalnya lahir dari sebuah janji sederhana tapi penuh makna dari seorang tokoh asal Kalimantan Selatan, H. Abdussamad Sulaiman HB.

Beliau pernah berdoa, “Kalau aku diberi rezeki berlebih, aku akan bangun klub sepak bola profesional.” Dan bener aja, rezeki itu datang. Janji itu nggak cuma jadi angin lalu. Pada 21 April 1988, Barito Putera resmi berdiri. Klub ini jadi wujud nyata dari komitmen seseorang kepada Tuhan dan tanah kelahirannya.

Dari Persenus ke Barito Putera

Dari Persenus ke Barito Putera

Sebelum nama Barito Putera menggema, H. Abdussamad sempat mendirikan klub amatir bernama Persenus (Persatuan Sepakbola Nusantara) pada tahun 1975. Klub ini nggak main-main. Persenus pernah tampil di Soeharto Cup 1980 dan jadi wakil Komda PSSI Kalselteng. Prestasi itu nunjukkin bahwa Kalimantan Selatan punya talenta yang nggak kalah dari daerah lain.

Tapi, beliau ngerasa kalau sepak bola amatir saat itu kurang memberi ruang buat berkembang. Akhirnya, beliau memutuskan naik level: bikin klub profesional. Maka lahirlah PS Barito Putera—nama yang kelak jadi ikon sepak bola Kalimantan.

Galatama: Debut di Dunia Profesional

Galatama: Debut di Dunia Profesional

Tahun 1988, Barito Putera langsung tancap gas masuk ke liga profesional Galatama (Liga Sepak Bola Utama). Di era ini, banyak klub top lahir, dan Barito Putera termasuk yang menonjol. Mereka nggak cuma numpang lewat, tapi juga menunjukkan taji sebagai klub baru yang serius.

Setelah beberapa musim, Barito berhasil membentuk skuad solid. Nama-nama lokal dan pemain nasional bersatu demi mengangkat nama Kalimantan di pentas nasional.

Semifinal Liga Indonesia Pertama

Semifinal Liga Indonesia Pertama

Tahun 1994/1995 jadi salah satu momen emas Barito Putera. Liga Indonesia digelar untuk pertama kalinya setelah penggabungan Galatama dan Perserikatan. Barito tampil luar biasa dan berhasil tembus semifinal. Sayangnya, mereka kalah tipis dari Persib Bandung dengan skor 0-1.

Meski gagal ke final, prestasi itu bikin semua mata tertuju ke Banjarmasin. Klub yang sebelumnya dianggap “kuda hitam” berubah jadi tim yang ditakuti.

Masa Sulit: Terdegradasi dan Bangkit Lagi

Masa Sulit: Terdegradasi dan Bangkit Lagi

Nggak semua perjalanan berjalan mulus. Di awal 2000-an, Barito mulai goyah. Tahun 2003 mereka terdegradasi ke Divisi I. Setahun kemudian, mereka jatuh ke Divisi II. Buat sebagian klub, itu bisa jadi akhir cerita. Tapi Barito Putera beda.

Mereka nggak menyerah. Dengan tekad dan kerja keras, Barito bangkit. Tahun 2008, mereka menjuarai Divisi II dan naik ke Divisi I. Perjalanan terus berlanjut sampai akhirnya pada musim 2011/2012, Barito menjadi juara Divisi Utama dan kembali ke kasta tertinggi: Liga Super Indonesia.

Konsisten di Level Tertinggi

Sejak promosi ke Liga Super, Barito Putera tampil stabil. Meski belum meraih gelar juara liga, mereka terus bersaing di papan tengah. Klub ini juga aktif membina talenta muda. Lewat akademinya, Barito mencetak banyak pemain potensial yang kemudian bersinar di level nasional.

Mereka bukan cuma bertahan, tapi juga berkembang. Klub ini membangun infrastruktur, memperbaiki manajemen, dan memperkuat koneksi dengan suporter setia: Barito Mania.

Identitas Kuat: Laskar Antasari

Identitas Kuat: Laskar Antasari

Barito Putera nggak sekadar klub bola. Mereka punya identitas kuat sebagai Laskar Antasari, nama yang diambil dari pahlawan nasional Kalimantan, Pangeran Antasari. Semangat juang dan keberanian jadi filosofi yang terus mereka bawa di setiap pertandingan.

Warna kuning emas dan biru tua di jersey mereka mencerminkan semangat dan kejayaan. Setiap kali turun ke lapangan, pemain Barito bukan cuma membawa nama klub, tapi juga harga diri Kalimantan.

Suporter Setia dan Budaya Lokal

Suporter Setia dan Budaya Lokal

Salah satu kekuatan Barito Putera ada pada suporternya. Barito Mania nggak pernah lelah mendukung tim kebanggaannya. Mereka hadir di setiap pertandingan, baik kandang maupun tandang. Nyanyian mereka bergema, menciptakan atmosfer magis di Stadion Demang Lehman.

Barito juga terkenal dekat dengan budaya lokal. Lagu-lagu daerah sering terdengar saat pertandingan, dan klub ini rutin menggelar acara sosial di Banjarmasin dan sekitarnya. Semua ini bikin Barito lebih dari sekadar klub—mereka bagian dari kehidupan masyarakat.

Masa Depan Cerah di Depan Mata

Sekarang, Barito Putera punya pondasi kuat. Mereka terus membangun tim yang kompetitif dan profesional. Akademi mereka juga jadi pusat pelatihan yang menjanjikan untuk masa depan.

Visi klub jelas: bukan cuma bertahan, tapi juga bersaing untuk juara. Dengan manajemen yang solid, suporter yang militan, dan semangat lokal yang membara, Barito siap menggebrak pentas nasional bahkan internasional.

Penutup: Dari Janji Jadi Inspirasi

Penutup: Dari Janji Jadi Inspirasi

Perjalanan Barito Putera membuktikan satu hal: janji yang tulus bisa berubah jadi kekuatan besar. Dari nazar seorang tokoh sederhana, lahir klub besar yang membanggakan Kalimantan. Barito Putera bukan hanya simbol sepak bola, tapi juga semangat pantang menyerah yang terus hidup di dada para pemain, manajemen, dan suporter setianya.

Mereka pernah jatuh ke kasta terbawah, tapi tak pernah kehilangan arah. Mereka bangkit, membangun lagi dari nol, dan membuktikan bahwa kerja keras dan komitmen bisa mengubah takdir.

Kini, Barito Putera terus melangkah dengan kepala tegak. Klub ini membawa harapan ribuan orang, terutama anak muda Kalimantan, bahwa mimpi bisa diwujudkan dengan tekad, usaha, dan semangat yang menyala. Di tengah persaingan liga yang makin ketat, Barito tetap berdiri dengan identitas kuat, semangat lokal, dan tujuan nasional.

Dan satu hal yang pasti: selama masih ada semangat, dukungan, dan mimpi, Barito Putera akan terus menulis sejarahnya sendiri—sejarah yang dimulai dari janji, tapi akan terus bergema sebagai inspirasi di lapangan hijau dan di hati para pecinta bola.

Article Categories:
LIGA INDONESIA

Comments are closed.

Shares