banner

PSIS Semarang Diserbu Sorotan Soal Mundurnya Evandro Brandao

Written by

Ligaindonesia.netPSIS Semarang Unggahan terbaru di Instagram pada Hari Raya Nyepi justru menuai kritik pedas dari dua kelompok suporter setianya, Panser Biru  dan  Snex . Alih-alih menanggapi ucapan Selamat Nyepi, mereka malah menyoroti ketidakprofesionalan manajemen klub dalam menangani kasus mundurnya striker asing, Evandro Brandao , yang membongkar diri akibat tunggakan gaji empat bulan  2 5 10 . 

Konteks Kontroversi

PSIS Semarang mengirimkan ucapan Nyepi untuk suporter Hindu, tetapi Panser Biru dan Snex mengabaikannya. Mereka justru menuntut:

  1. Ucapan Terima Kasih untuk Evandro  – Pemain asal Angola itu tidak mendapat pengumuman resmi perpisahan dari klub, padahal kontribusinya signifikan  2 .
  2. Pembayaran Gaji yang Tertunda  – Evandro mengaku gajinya belum dibayar selama empat bulan, sementara manajemen Mahesa Jenar mengklaim hanya terlambat 12 hari dan menjatuhkan sanksi potongan 20% karena aksi menandai latihan  10 14 .
  3. Desakan Laporan ke FIFA  – Suporter bahkan mendorong Evandro melaporkan kasus ini ke FIFA, yang berpotensi menjatuhkan sanksi berat bagi CLub Berlogo Tugu Muda Semarang itu .

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh PSIS Semarang (@psisfcofficial)

Reaksi Netizen dan Suporter

Komentar di kolom unggahan Instagram PSIS dipenuhi sindiran pedas:

  • “Klub profesional kok kamu ngisin2i ganti gaji pemain?”  (@ab************)  2
  • “Katanya profesional? Ada pemain keluar gak ada ucapan terima kasih
  • kasih?”  (@jo**********)  2
  • “Sangat tidak profesional!”  (@ah*********)  2

Pernyataan Resmi Evandro Brandao

Dalam pengumuman Instagram-nya, Evandro menyatakan:

“Keputusan ini sulit, tetapi keterlambatan gaji empat bulan tidak bisa ditolerir. Sebagai ayah dua anak, saya tidak bisa terus memahami kisah klub.”  5

Ia juga menegaskan bahwa PSIS tidak berusaha mencari solusi, sementara manajemen justru menyalahkannya atas tindakan indisipliner  10 14 .

Respon Manajemen PSIS

CEO PSIS,  Yoyok Sukawi , membantah klaim Evandro:

  • Keterlambatan gaji hanya 12 hari , bukan empat bulan.
  • Pemain dianggap indisipliner  karena amatir latihan dan menolak bermain, sehingga dikenakan potongan gaji sesuai kontrak  10 .
  • PSIS siap fokus pada pemain yang tersisa  dan mengklaim masalah gaji sudah teratasi  10 .

PSIS

Dampak dan Potensi Sanksi FIFA

Jika Evandro benar-benar melapor ke FIFA, PSIS bisa menghadapi:

  • Pelarangan transfer pemain baru .
  • Denda atau pengurangan poin kompetisi  5 .
  • Reputasi klub yang semakin tercemar  di mata suporter dan pemain potensial.

Kesimpulan

Kasus ini menampilkan  ketegangan antara suporter dan manajemen Mahesa Jenar, di mana Panser Biru dan Snex terus mendesak transparansi dan profesionalisme. Sementara Evandro memilih hengkang, masalah kepercayaan antara klub dan pemain masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi PSIS Semarang.

 

Penutup: Krisis Kepercayaan yang Harus Jadi Momentum Perbaikan bagi Club

Drama antara manajemen Mahesa Jenar Semarang dengan Evandro Brandao yang dibela habis-habisan oleh suporter Panser Biru dan Snex ini bukan sekadar persoalan tunggakan gaji semata, melainkan telah berkembang menjadi krisis kepercayaan yang mengancam reputasi klub di kancah sepak bola Indonesia. Kontroversi unggahan Hari Nyepi yang berbalas kritik pedas justru mempertegas betapa komunikasi antara klub dengan suporter sedang berada di titik nadir.

Yang paling mengkhawatirkan adalah potensi sanksi FIFA jika Evandro benar-benar melapor. PSIS bisa menghadapi pelarangan transfer hingga pengurangan poin – hukuman yang akan memperparah situasi tim yang sudah tercecer di zona degradasi. Lebih dari itu, citra PSIS di mata pemain asing juga terancam. Calon pemain pasti akan berpikir dua kali sebelum bergabung jika mengetahui riwayat klub dalam memenuhi kewajiban finansial.

Namun di balik semua ini, ada pelajaran berharga yang harus diambil manajemen. Pertama, transparansi dalam mengelola masalah internal. Kedua, profesionalisme dalam menangani kontrak pemain. Ketiga, strategi komunikasi yang lebih matang dengan suporter. Panser Biru dan Snex yang selama ini menjadi tulang punggung dukungan justru berbalik menjadi pengkritik paling vokal – tanda bahwa hubungan emosional antara klub dan suporter sedang terganggu.

Krisis ini harus menjadi titik balik bagi PSIS. Daripada sibuk saling menyalahkan, manajemen perlu:

  1. Menyelesaikan kasus Evandro secara elegan dengan jalur hukum yang jelas
  2. Evaluasi sistem keuangan klub untuk mencegah terulangnya kasus serupa
  3. Membangun komunikasi intensif dengan suporter melalui forum resmi
  4. Memperbaiki citra di pasar transfer dengan menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan pemain

Jika ditangani dengan bijak, badai ini justru bisa menjadi momentum reformasi menuju PSIS yang lebih profesional. Tapi jika diabaikan, bukan tidak mungkin Laskar Mahesa Jenar akan kehilangan lebih dari sekadar tiga poin di klasemen – melainkan kepercayaan yang telah dibangun puluhan tahun. Keputusan ada di tangan manajemen: terus bertahan dengan pola lama, atau berani berubah untuk masa depan yang lebih baik?

 

Article Categories:
LIGA INDONESIA · LIGA 1

Comments are closed.

Shares