Ligaindonesia.net – PSIS Semarang Unggahan terbaru di Instagram pada Hari Raya Nyepi justru menuai kritik pedas dari dua kelompok suporter setianya, Panser Biru dan Snex . Alih-alih menanggapi ucapan Selamat Nyepi, mereka malah menyoroti ketidakprofesionalan manajemen klub dalam menangani kasus mundurnya striker asing, Evandro Brandao , yang membongkar diri akibat tunggakan gaji empat bulan 2 5 10 .
PSIS Semarang mengirimkan ucapan Nyepi untuk suporter Hindu, tetapi Panser Biru dan Snex mengabaikannya. Mereka justru menuntut:
Komentar di kolom unggahan Instagram PSIS dipenuhi sindiran pedas:
Dalam pengumuman Instagram-nya, Evandro menyatakan:
“Keputusan ini sulit, tetapi keterlambatan gaji empat bulan tidak bisa ditolerir. Sebagai ayah dua anak, saya tidak bisa terus memahami kisah klub.” 5
Ia juga menegaskan bahwa PSIS tidak berusaha mencari solusi, sementara manajemen justru menyalahkannya atas tindakan indisipliner 10 14 .
CEO PSIS, Yoyok Sukawi , membantah klaim Evandro:
Jika Evandro benar-benar melapor ke FIFA, PSIS bisa menghadapi:
Kasus ini menampilkan ketegangan antara suporter dan manajemen Mahesa Jenar, di mana Panser Biru dan Snex terus mendesak transparansi dan profesionalisme. Sementara Evandro memilih hengkang, masalah kepercayaan antara klub dan pemain masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi PSIS Semarang.
Penutup: Krisis Kepercayaan yang Harus Jadi Momentum Perbaikan bagi Club
Drama antara manajemen Mahesa Jenar Semarang dengan Evandro Brandao yang dibela habis-habisan oleh suporter Panser Biru dan Snex ini bukan sekadar persoalan tunggakan gaji semata, melainkan telah berkembang menjadi krisis kepercayaan yang mengancam reputasi klub di kancah sepak bola Indonesia. Kontroversi unggahan Hari Nyepi yang berbalas kritik pedas justru mempertegas betapa komunikasi antara klub dengan suporter sedang berada di titik nadir.
Yang paling mengkhawatirkan adalah potensi sanksi FIFA jika Evandro benar-benar melapor. PSIS bisa menghadapi pelarangan transfer hingga pengurangan poin – hukuman yang akan memperparah situasi tim yang sudah tercecer di zona degradasi. Lebih dari itu, citra PSIS di mata pemain asing juga terancam. Calon pemain pasti akan berpikir dua kali sebelum bergabung jika mengetahui riwayat klub dalam memenuhi kewajiban finansial.
Namun di balik semua ini, ada pelajaran berharga yang harus diambil manajemen. Pertama, transparansi dalam mengelola masalah internal. Kedua, profesionalisme dalam menangani kontrak pemain. Ketiga, strategi komunikasi yang lebih matang dengan suporter. Panser Biru dan Snex yang selama ini menjadi tulang punggung dukungan justru berbalik menjadi pengkritik paling vokal – tanda bahwa hubungan emosional antara klub dan suporter sedang terganggu.
Krisis ini harus menjadi titik balik bagi PSIS. Daripada sibuk saling menyalahkan, manajemen perlu:
Jika ditangani dengan bijak, badai ini justru bisa menjadi momentum reformasi menuju PSIS yang lebih profesional. Tapi jika diabaikan, bukan tidak mungkin Laskar Mahesa Jenar akan kehilangan lebih dari sekadar tiga poin di klasemen – melainkan kepercayaan yang telah dibangun puluhan tahun. Keputusan ada di tangan manajemen: terus bertahan dengan pola lama, atau berani berubah untuk masa depan yang lebih baik?
Ligaindonesia.net - Bali United Akhiri Paceklik Kemenangan,Setelah tujuh pekan tanpa kemenangan, Anak asuh tecco akhirnya…
Ligaindonesia.net - Dewa United harus mengakui keunggulan tamunya, Malut United, dalam laga pekan ke-30 BRI…
ligaindonesia-Kalau ada satu pertandingan yang bisa bikin jantung berdegup kencang, bikin stadion bergemuruh, dan bikin…
Ligaindonesia.net - Ratusan Bonek Sambangi Latihan Persebaya: Bukti Cinta Tak Pernah Padam,Sabtu sore (26/4/2025) menjadi…
Ligaindonesia.net - Pelatih Pelatih Persik Kediri, Divaldo Alves, menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan tim untuk menghadapi…
ligaindonesia-suasana panas di pentas BRI Liga 1 bakal kembali membara! Laga klasik penuh gengsi yang…