PSIS Semarang harus menelan pil pahit setelah dibekuk Borneo FC dengan skor telak 2-5 dalam laga pekan ke-30 BRI Liga 1 2024/2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (25/4/2025) sore WIB ini menjadi salah satu momen paling mengecewakan bagi tim berjuluk Mahesa Jenar musim ini.
Kekalahan di kandang sendiri tersebut menjadi pukulan telak, terlebih karena pada babak pertama PSIS sudah tertinggal empat gol tanpa balas. Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menyebut bahwa performa timnya di babak pertama adalah yang paling buruk sepanjang musim ini.
PSIS Semarang Terpuruk di Babak Pertama
Dalam sesi konferensi pers usai pertandingan, Gilbert Agius mengaku sangat kecewa dengan cara timnya bermain, terutama selama 45 menit pertama. Menurut pelatih asal Malta itu, anak asuhnya gagal menunjukkan permainan yang semestinya mereka tampilkan di hadapan pendukung sendiri.
“Ini seharusnya menjadi pertandingan penting bagi kami, apalagi di kandang. Namun kami bermain sangat buruk di babak pertama. Mungkin ini adalah performa terburuk kami musim ini,” ujar Gilbert.
Sementara itu, tim tamu Borneo FC tampil sangat dominan sejak awal laga. Serangan cepat dan tekanan tinggi dari lini depan membuat lini pertahanan PSIS Semarang terlihat kewalahan. Akibatnya, empat gol bersarang ke gawang Mahesa Jenar sebelum turun minum.
Reaksi di Babak Kedua Tak Cukup Membalikkan Keadaan
Memasuki babak kedua, PSIS mencoba bangkit. Gilbert menyebut para pemainnya menunjukkan semangat dan determinasi yang lebih baik. Dua gol berhasil dicetak, tetapi itu belum cukup untuk mengejar defisit yang sudah terlalu jauh.
“Di babak kedua, saya melihat perubahan. Para pemain menunjukkan respons positif. Mereka lebih berani bermain dan memiliki keyakinan lebih tinggi. Tapi sayangnya, itu belum cukup untuk membalikkan keadaan,” tutur pelatih berusia 51 tahun tersebut.
Borneo FC sendiri tetap tampil agresif di babak kedua, bahkan mampu menambah satu gol tambahan untuk memastikan kemenangan besar di kandang lawan. Skor akhir 2-5 menjadi tamparan keras bagi PSIS Semarang yang tengah berjuang mempertahankan posisi di papan tengah klasemen.
Tekanan dari Suporter dan Kota Semarang
Gilbert Agius menyadari betul bahwa kekalahan telak ini tak hanya menyakiti para pemain dan staf tim, tetapi juga mengundang kekecewaan besar dari para suporter dan masyarakat Kota Semarang.
“Kami tahu betul bahwa hasil seperti ini menyakitkan bagi semua pihak. Kami bukan hanya mewakili PSIS Semarang sebagai klub, tapi juga membawa nama kota ini. Tentu saja semua orang merasa marah, kecewa, dan sedih,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh elemen tim harus bertanggung jawab atas kekalahan memalukan ini. “Kami harus bertanggung jawab, terutama karena babak pertama benar-benar buruk dan tidak mencerminkan semangat Mahesa Jenar,” tambahnya.
Faktor Lapangan dan Rasa Takut Bermain
Gilbert juga menyoroti beberapa faktor teknis yang memengaruhi penampilan buruk timnya. Salah satunya adalah hujan deras yang membuat kondisi lapangan tidak ideal. Selain itu, ia menilai para pemain seperti kehilangan keberanian untuk memainkan bola dengan nyaman.
“Di babak pertama, kami seperti kehilangan kepercayaan diri. Para pemain terlihat takut untuk bermain bola. Lapangan yang tergenang air juga menyulitkan, tapi itu bukan alasan utama. Saya pikir, secara mental kami belum siap,” kata Gilbert.
Namun, ia memberi apresiasi atas perubahan sikap para pemain di babak kedua yang berani keluar dari tekanan dan mencoba membangun permainan.
Dewangga Soroti Kurangnya Fokus dan Determinasi
Bek PSIS Semarang, Alfeandra Dewangga, juga memberikan komentarnya usai laga. Ia mengakui bahwa performa timnya di babak pertama memang sangat buruk dan tidak mampu mengimbangi permainan cepat Borneo FC.
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan Coach Gilbert. Kami bermain sangat buruk di awal pertandingan, sedangkan Borneo tampil luar biasa dengan semangat tinggi,” ujar Dewangga.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga fokus dan determinasi sepanjang pertandingan, bukan hanya di babak kedua. “Kami harus belajar untuk fokus sejak menit pertama dan tidak lengah. Kami sudah berusaha keras di babak kedua, tapi itu tidak cukup,” lanjutnya.
Kekalahan yang Harus Segera Dievaluasi
Kekalahan besar dari Borneo FC jelas harus segera menjadi bahan evaluasi serius bagi PSIS Semarang. Dengan kompetisi yang masih menyisakan beberapa pertandingan lagi, Mahesa Jenar harus segera bangkit dan memperbaiki performa jika ingin tetap bersaing di papan tengah.
Gilbert Agius memastikan bahwa tim pelatih akan melakukan analisis mendalam untuk mencari solusi atas kelemahan yang tampak dalam pertandingan ini. “Kami akan bekerja keras memperbaiki semuanya. Masih ada waktu untuk bangkit,” tutupnya.